TULUNGAGUNG, IAIN NEWS,- Seminar dan sarasehan Nasional yang digagas para perguruan tinggi keagamaan eks cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya di IAIN Tulungagung Jawa Timur banyak melahirkan gagasan penguatan PTKIN.
Salah satu gagasan yang mengemuka adalah bagaimana para eks cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya mampu bersinergi dalam sebuah bentuk kerjasama hingga mampu menjadi PTKIN yang unggul dan berkontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, seminar nasional yang dihadiri oleh sembilan Rektor dan Ketua PTKIN cabang eks IAIN Sunan Ampel Surabaya yang dihelat di IAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Tim. No.46, Plosokandang, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini juga melahirkan sebuah komitmen formal dalam bentuk Piagam Sunan Ampel.
Secara umum Piagam Sunan Ampel berisi tentang sikap PTKIN Persemakmuran IAIN Sunan Ampel tentang sikapnya dalam menghadapi penyebaran paham radikalisme yang belakangan mulai menyusup dan mencoba mengikis kebhinekaan melalui sikap anti Pancasila dan NKRI.
Dr. Maftukhin, M.Ag Selaku Rektor IAIN Tulungagung menyatakan bahwa PTKIN Eks cabang IAIN Sunan Ampel harus mampu memberikan subuah wacana konkrit di tengah masyarakat bahwa PTKIN berada digarda depan dalam mengampanyekan Islam Rahmatan Lil Alamien.
“PTKIN harus memberikan wacana alternatif dan berposisi sebagai garda depan dalam mengkampanyekan Islam yang rahmatan lil alamin,” tegas Rektor IAIN Tulungagung ini, Sabtu (8/4/2017).
Sejalan dengan Dr. Maftukhin, M.Ag, Prof. Dr. Abd A’la selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya menegaskan hal yang sama. Menurutnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam memiliki tanggungjawab yang besar dalam mencegah merebaknya paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat.
“Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki tanggung jawab besar dalam upaya membendung berkembangnya beragam paham radikal ini,” tegas Prof. Dr. Abd A’la.
Berikut pernyataan sikap PTKIN Persemakmuran Eks IAIN Sunan Ampel Surabaya yang tertulis dalam Piagam Sunan Ampel.
Pertama: Melarang berbagai bentuk kegiatan yang berpaham anti-Pancasila dan anti-NKRI di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel.
Kedua: Bertekad untuk membangun academic branding dengan penguatan Tri Dharma Perguruan Tingggi yang prima masing-masing perguruan tinggi keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel sebagai tawaran alternatif guna menjawab tuntutan dan ekspektasi masyarakat Indonesia dan dunia.
Ketiga: Melakukan sinergi antar-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Persemakmuran Sunan Ampel dalam upaya pengembangan kelembagaan maupun mengkampanyekan Islam rahmatan lil alamin.
Adapun para Rektor dan Ketua PTKIN Eks IAIN Sunan Ampel yang menandatangani Piagam Sunan Ampel yakni Dr. Maftukhin, M.Ag, Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. A’la, M.Ag, Rektor UIN Sunan AMpel Surabaya, Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. H. Mutawalli, M.Ag, Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM, Rektor IAIN Jember, Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd, Rektor IAIN Samarinda, Dr. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag, Rektor IAIN Ponorogo, Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag, Ketua STAIN Pamekasan, dan Dr. Nur Chamid, MM, Ketua STAIN Kediri.#Tamam