SAMARINDA, UINSI NEWS,- Fakultas Syariah (FASYA) UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda sahkan 29 mahasiswa jadi Sarjana Hukum dalam agenda Yudisium di Gedung FASYA, Jl. H.A.M. Rifaddin Loajanan Ilir, Samarinda Seberang. Selasa (16/11/2021).
Acara berlangsung secara offline dan penuh khidmat. Peserta FASYA juga terlihat sangat bersemangat mengikuti prosesi acara. Hadir pada kesempatan itu Dr. Bambang Iswanto, M.H., selaku Dekan Fakultas Syariah (FASYA) dan seluruh pejabat serta dosen di lingkungan Fasya.
Dr. Bambang dalam sambutannya menyampaikan suasana duka yang masih terasa usai meninggalnya sahabat perjuangan Bapak H. Khairuddin, S.Ag.
“Kita masih dalam suasana duka dan turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Khairuddin,” tuturnya.
Dekan FASYA itu juga meminta kepada peserta Yudisium beserta segenap dosen dan tenaga kependidikan yang hadir di ruangan itu untuk mengirimkan Al-Fatihah kepada Almarhum.
“Semoga amal Ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah,” imbuhnya.
“Saya sampaikan selamat, bersyukur dan sukses kepada kalian semuanya, sudah melalui tahapan fase pertama yakni Yudisium. Setiap hari Anda menjalani perjuangan, bagaimana harus berjihad belajar, mengerjakan tugas-tugas, terkadang mendapat rintangan sampai akhir proses Wisuda. Sebagai Lulusan Sarjana Hukum, tidak boleh gagap teknologi, bagaimana kalian menjadi konsultan era 5.0 nanti adalah dengan media teknologi. Hari ini, saya selaku Dekan FASYA mewakili dari seluruh Keluarga Besar berharap agar Sarjana Hukum FASYA UINSI Samarinda terus bersemangat dengan segala pilihan yang dituju, dan tentu tetap menghargai orang yang pernah mengajarkan kalian, dimanapun kalian berada,” tutupnya.
3 peserta Yudisium kali ini yang meraih gelar Lulusan Terbaik Fakultas Syariah adalah Panggalih Husodo Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) dengan (IPK) 3.86, Erwansyah Prodi Hukum Tata Negara (HTN) dengan (IPK) 3.83, dan M. Fakhri Al Fauzan Prodi Hukum Keluarga (HK) dengan (IPK) 3.76.
Panggalih mewakili mahasiswa FASYA menumpahkan rasa syukurnya dengan berterimakasih kepada orangtua dan dosen yang telah menjadi pejuang di balik layar pencapaiannya.
“Pertama kepada orang tua saya, orang yang ada dibalik layar saya selama ini, bapak dan ibu adalah orang yang sama, yang selalu memberikan support baik dengan materi ataupun obrolan dari hati ke hati, orang yang sama yang ketika berbicara dengan kita selalu mengeluhkan diksi yang berat ala mahasiswa yang keluar dari mulut kita, orang yang sama yang selalu bangga dengan saya bahkan jika saya tidak bisa sampai di titik ini sekalipun. Dan orang yang sama, yang berhasil membawa saya sampai pada gelar Sarjana, sementara beliau hanya mencukupkan diri dengan kebanggaannya memiliki anak yang sarjana. Saya kira kata kata seperti “terima kasih” tidak cukup untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya memiliki bapak dan ibu seperti mereka. Saya berdoa agar mereka selalu diberikan umur yang panjang dan barokah sehingga bisa terus berbangga dengan saya,” ungkapnya.
“Terima kasih juga kepada pejuang di balik layar, tentu dosen-dosen kita yang berhati mulia, pahlawan tanpa tanda jasa, orang-orang yang terus mendorong kita untuk bisa sampai di titik ini, orang-orang yang tak pernah lelah membimbing kita, anak-anak muda yang kelebihan energi dan PeDenya setinggi langit, sangking tingginya sampai kadang lupa diri, kalau kaki ini masih harus menapak di bumi, untuk terus belajar, untuk terus berproses,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Panggalih juga berikan motivasi kepada rekan-rekan seperjuangan dan mahasiswa yang masih menempuh studi menuju Sarjana Hukum.
“Tugas akhir itu sebenarnya akumulasi dari apa yang kita dapatkan di Kampus atau di luar Kampus. Jadi harapan saya kepada mahasiswa untuk totalitas di tiap semester dan untuk mahasiswa yang sedang menulis tugas akhir untuk tetap jaga konsistensinya. Totalitas di setiap semester itu menurut saya adalah sesuatu yang penting karena sedikit banyak akan membantu kita nanti dalam menganalisa tugas akhir. Impactnya juga pasti kepada bagaimana agar kita semua bisa jadi Sarjana Hukum yang diperhitungkan,” ujarnya.
“Diskusi itu penting juga, bahkan saya merasa saya banyak melewatkan kesempatan-kesempatan diskusi dengan teman atau dosen. Kurang lebih 60 persen hasil skripsi saya terbantu karena diskusi selama proses menggarapnya,” tutur mahasiswa terbaik FASYA itu. (humas/im/rh)
Share:
Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
HUMAS
Sosial Media
Berita Populer


UINSI Samarinda Tegaskan Batas Akhir Pengisian SKP ASN
August 8, 2025



Kepala SPI Jadi Pembina Apel, Sampaikan UPG dan SPIP
August 4, 2025

LANGUAGE»