Kajian Ba’da Zuhur Berkah Ramadhan 1443 H, Pahami Isi Al-Qur’an dengan Bahasa Arab

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Dr. Edy Murdani Z, M.Pd., Kepala UPB UINSI Samarinda menjadi narasumber selanjutnya pada Kajian Ba’da Zuhur di Masjid SAM Sulaiman, Rabu (13/4).

Mengangkat tema sesuai dengan keahliannya, yaitu bahasa Arab, Ustadz Edy mengawali tausiahnya dengan sebuah cerita singkat yaitu wawancara dari Dr. Fadhil Shalih as-Samarrai seorang dosen dari Universitas Baghdad.

Dr. Fadhil Shalih yang juga merupakan seorang ahli bahasa Arab dan ahli tafsir kebahasaan Al-Qur’an kontemporer dimintai penjelasan tentang keunikan karakteristik bahasa Arab.

“Ketika ditanya oleh presenter tv untuk menjelaskan tentang keunikan karakteristik bahasa Arab, beliau secara satu persatu menyampaikan bahwa bahasa Arab itu terkenal dengan istilah bahasa yang berubah-ubah, dapat diubah ubah,” jelasnya.

“Bahasa Arab itu tidak kaku, dibandingkan dengan bahasa lain, seperti misalnya bahasa Inggris yang lebih dekat dengan kriteria yang tidak elastis atau cenderung kaku,” tambahnya.

Dalam bahasa, ada istilah isim mabni dan isim mu’rab. Isim mabni berarti tetap dan tidak berubah, sedangkan isim mu’rab berarti berubah-ubah.

“Kemudian ada pertanyaan, ketika kata mu’rab itu muncul sebagai kriteria bahasa Arab, sedangkan keunikan suatu bahasa adalah mudah dipelajari, lalu bagaimana dengan bahasa Arab yang berubah-ubah? hal ini ternyata tidak berlaku untuk bahasa Arab karena bahasa Arab memerlukan proses belajar yang cukup panjang,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ustadz Edy kembali jelaskan menurut pendapat Dr. Fadil Shalih.

“Syekh Fadil Shalih mengibaratkan dulu kita masih mengenal komputer yang jadul dan mengoperasikan atau memahaminya pasti mudah dilakukan. Namun, makin kesini komputer makin rumit dan kerumitan itu menunjukan suatu kemanfaatan yang lain,” ucapnya.

“Lalu, apakah kita akan mengedepankan komputer yang jadul atau komputer masa kini yang lebih kompleks tapi memiliki banyak manfaat?” tanyanya memancing respon jemaah.

“Seperti itulah bahasa Arab. Mengubah harokat belakang saja bisa merubah makna. Setiap harokat memiliki makna tersendiri, hal ini merupakan keunikan bahasa Arab untuk menunjukan kebermaknaan yang lebih,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ustad Edy berikan contoh-contoh bahasa Arab yang mengalami perbedaan makna akibat perbedaan harokat.

Menurutnya, bahasa Arab kembali diibaratkan seperti komputer yang dulu sedikit aplikasinya, namun akibat perkembangan situasi sekarang menjadi semakin banyak aplikasi, semakin komplek, dan rumit tapi ditujukan untuk memberikan manfaat.

“Belajar bahasa Arab tentunya harus memiliki kemauan karna keunikannya yang bisa berubah tergantung situasi dan maknanya. Tapi sebenarnya kesusahan ini merupakan bagian dari kekuatan kita untuk terus mau balajar,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Edy juga sampaikan bahwa bahasa harusnya tumbuh dengan perkembangannya, seperti handphone yang umum disebut menjadi hp atau televisi menjadi tv. Hal ini lah yang kembali menjadi keunikan perubahan bahasa Arab yang membuat bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang hidup.

Tak hanya itu, begitu luasnya bahasa Arab juga membuat Al-Qur’an tidak bisa dimaknai hanya sekedar pada terjemahan kontekstualnya saja. Hal ini disampaikan Dr. Edy dengan memberikan contoh kata kiamat dalam Al-Qur’an.

Istilah yang menggambarkan karakteristik kiamat di antaranya seperti yaumul qiyamah (Al-Baqarah ayat 113), Yaumul Baats (Q.S. Ar-Rum: 57), Yaumul Hisab (Q.S. Al Mu’min: 17), Yaumul Sih (Q.S. Al Fatihah: 4), Yaumul Hasrah, As-Sa’ah (Q.S. Ghafir: 59).

Menurut Ustadz Edy, istilah-istilah tersebut dalam Al-Qur’an diterjemahkan sebagai kiamat, padahal dalam maknanya tidak menunjukan kiamat seperti konteks yang kita pahami.

Saksikan tausiah lengkap oleh Ustadz Dr. Edy Murdani Z, M.Pd. melalui kanal YouTube UINSI Samarinda melalui link

https://youtu.be/KyxfC3Mc0RA

(Humas, Ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»