Skip to content

Sejukan Hati dengan Religi Pagi, Wakil Dekan FEBI UINSI Samarinda Bahas Hakikat Kemenangan di Bulan Syawal

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSI Samarinda, Dr. K.H. Moh Mahrus, S.Ag., M.H.I., menjadi narasumber pada program Religi Pagi yang ditayangkan secara langsung melalui Radio RRI Pro 1 Samarinda Kanal Inspirasi, Rabu (25/5).

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Mahrus sampaikan tausiah dengan tema “Syawal: Kemenangan atau Kemunduran”.

“Saat ini kita telah melewati kurang lebih 24 hari dari awal bulan Syawal, tentu kita perlu memikirkan apakah kita termasuk dalam orang yang meraih kemenangan atau bukan,” ucapnya.

Menurutnya, manusia pasti mengalami berbagai macam godaan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan manusia yang mampu menahan diri semaksimal mungkin untuk menuntaskan puasanya adalah termasuk kedalam manusia yang meraih kemenangan.

“Ketika manusia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tentu mengalami berbagai macam godaan. Namun jika yang bersangkutan mampu menahan diri untuk menuntaskan puasanya, inilah momentum kemenangan yang dimaksud,” jelasnya.

“Di sisi lain, di bulan sebelum atau di luar bulan Ramadhan, mungkin kita malas-malasan dalam beribadah, akan tetapi selama bulan Ramadhan kita telah berhasil memperbaiki ibadah kita, sehingga harapannya setelah berhasil 1 bulan kegiatan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan ini bisa terus berlanjut sampai di luar bulan Ramadhan, sehingga menjadi kemenangan,” tambahnya.

Sebaliknya, jika ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan ini belum optimal dan setelah bulan Ramadhan selesai, malah semakin memudar ibadah tersebut, Ustadz Mahrus sebut tentunya hal ini bukan merupakan sebuah kemenangan,

Ustadz Mahrus juga sebut untuk meraih kemenangan, yaitu kembali fitrah, manusia perlu melakukan introspeksi baik introspeksi dalam bentuk hubungan manusia dengan Allah Swt., maupun introspeksi dalam bentuk hubungan sesama manusia.

“Fitrah, kembali suci. Suci itu artinya ketika diampuni dosa-dosa kita oleh Allah Swt. Tapi yang perlu kita pahami agar dosa kita diampuni dan di ridhai oleh Allah Swt, bukan hanya hablum minallah-nya saja, tapi juga hablum minannas. Jadi, kita perlu sadar diri dan introspeksi diri tentang makna kemenangan ini,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Mahrus juga ingatkan bahwa bulan Syawal bukan berarti selesai semua kegiatan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan, namun bagaimana manusia bisa istiqomah mempertahankan semangat beribadah tersebut dalam kehidupan sehari-hari meski di luar bulan Ramadhan.

“Puasa bukan dimaknai hanya dengan menahan diri dari makan dan minum, tapi juga menahan diri dari nafsu dan rasa-rasa yang tidak baik. Ketika sampai di bulan Syawal, hakikat kemenangan yang diharap adalah manusia mampu menghilangkan sifat-sifat yang tadi merasa paling baik atau paling benar, meremehkan orang lain, dan merasa-merasa yang lain. Ini harus dihilangkan,” tegasnya.

“Selain itu, kita harus selalu berupaya menjalin silaturahmi, agar dosa-dosa kita kepada sesama manusia mendapat ridho dari sesama manusia. Perbaiki hablum minannas, sehingga Allah Swt. juga ridha untuk memaafkan dosa kita, agar sempurna penghapusan dosa kita,” tambahnya.

Ustadz Mahrus juga kembali ingatkan agar manusia dapat selalu merefleksikan diri.

“Jangan sampai kita merasa meraih kemenangan, tapi tidak dapat merefleksikan kemenangan ini dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai ini malah menjadi kemunduran. Oleh karena itu kita perlu introspeksi diri,” ucapnya.

“Jika setelah itu kita merasa ada kemunduran, artinya bulan Ramadhan kemarin masih belum optimal, belum maksimal kita melatih diri untuk beramal dan beribadah, perbaiki hablum minallah dan hablul minannas-nya,” tambahnya.

Diakhir tausiyahnya, Ustadz Mahrus sebut hakikat kemenangan itu ketika manusia bisa mengendalikan diri untuk tidak berbuat dosa kepada Allah Swt., saling memaafkan sesama manusia agar bisa benar-benar kembali fitrah, kembali suci.

“Mari kita perbaiki diri, refleksikan diri, agar bisa meraih hakikat kemenangan yang sesungguhnya.” tutupnya.

(Humas, ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»