Keterbatasan yang dihadapi tak menyurutkan niat dan tekadnya dalam menyelesaikan studi. Dalam kesempatan lain, Rasyid menurutkan kesulitannya selama perkuliahan dari media dan penggunaan kendaraan bermotor.
“Awal semester satu, kesulitannya di notebook yang rusak sementara pada waktu itu lagi butuh-butuhnya buat tugas dan presentasi, hp rusak, dan yang paling sulit adalah kesulitan mengendarai motor karena postur tubuh dan penggunaan tangan kanan untuk gas motor,” ungkapnya.
Rasyid juga mengatakan adanya keterbukaan dan kesediaan teman-teman sekitarnya untuk membantu dan mendukung dalam mencapai gelar Magister.
“Waktu itu teman-teman mengerti sekali kondisi saya jadi mereka sering bantu dalam perkuliahan sampai mereka membelikan handphone dan notebook untuk memudahkan perkuliahan saya. Alhamdulillah dapat teman yang akrab seperti itu, sudah seperti keluarga,” katanya.
Ia juga mengungkapkan harapannya kepada Kampus UINSI agar kedepan bisa memiliki wadah yang secara khusus memberikan perhatian terhadap mahasiswa-mahasiswa berkebutuhan khusus.
“Berharap kedepannya, Kampus akan semakin lebih memerhatikan mahasiswa seperti kami karena beberapa hal kami tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan mahasiswa lainnya dan mungkin juga perlu wadah yang menjadi sarana bagi kami untuk sharing atau diskusi yang bisa membantu perkuliahan kami,” tutupnya. (humas/rh).