Berangkat dari isu-isu tentang transformasi pendidikan dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran Bahasa Inggris pasca pandemic serta perkembangan dunia digital yang semakin marak, dibutuhkan pemantik bagi guru maupun dosen Bahasa Inggris di seluruh Indonesia untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran yang tentunya terintegrasi dengan teknologi.
M Zaim, Wakil Ketua TEFLIN Wilayah Kalimantan Timur sebut penggunaan teknologi di pembelajaran bahasa Inggris bisa meningkatkan skill bahasa Inggris siswa. Hal ini juga dinilai dapat membantu guru untuk memotivasi siswa agar tertarik dengan materi yang disampaikan.
“Ada’ hikmah’ dari covid, kita bisa belajar dimana saja. Guru jadi familiar dengan segala macam platform pendidikan dan teknologi. Namun, memang tidak bisa dipungkiri peran guru tidak bisa digantikan oleh komputer,” ucapnya.
“Peran guru tidak bisa dilakukan komputer. Tapi guru juga haru siap untuk memfasilitasi siswa dengan teknologi dalam belajar. Saat ini smartphone tidak hanya untuk main game dan buka sosmed saja, tapi lewat gadget itu siswa juga bisa belajar melalui platform platform pendidikan yang ada atau mengakses situs-situs pembelajaran bahasa inggris online,” lanjutnya.
Prof. Dr. Bambang Setiaji, Rektor UMKT, dalam sambutannya juga sampaikan bahwa teknologi memang membawa kemudahan bagi para pendidik dan peserta didik. Namun, untuk dapat mengakses informasi dan ilmu yang lebih luas perlu adanya pemahaman dan penguasaan bahasa asing.
“Dengan teknologi saat ini khususnya zoom yang hampir tanpa biaya, semua orang bisa belajar. Para pendidik, peneliti, dan siswa jika mau mengikuti perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah, kita harus menguasai bahasa Inggris. Bahkan sekarang bahasa mandarin juga mulai berkembang sebagai bahasa dunia, seperti untuk penelitian tentang militer atau industri, tapi bahasa Inggris masih mendominasi, khususnya di karya tulis ilmiah dan penelitian tentang pendidikan,” jelasnya.
“Semoga semua peserta di forum ini bisa mengikuti materi dengan maksimal. Bersama Teflin semoga bisa meningkatkan kemampuan kita dalam pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris. Saya pribadi sangat senang dan mendukung forum ini,” tambahnya.
Senada dengan Prof. Bambang, WR I UINSI Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. turut sampaikan apresiasi atas terselenggaranya kolaborasi di Seminar Nasional ini.
Prof. Nasir turut berharap agar forum ini bisa memberikan tambahan ilmu untuk para peserta dan semoga UINSI bisa menjadi global university.
Rektor UNIKARTA, Prof. Dr. Ince Raden, M.P. juga sampaikan apresiasi dan rasa bangga atas terselenggaranya kolaborasi ini.
“Saya bangga menjadi bagian dari event ini. Apalagi ini adalah kolaborasi dengan 3 Perguruan Tinggi sekaligus. Harapannya kemudian akan ada kegiatan serupa dan berkelanjutan,” ucapnya.
Prof. Ince juga tegaskan era ini bukan lagi tentang kompetisi, tapi kolaborasi.
“Kalau mau cepat pergi sendiri, kalau mau jauh pergi bersama,” ucapnya.
“Memang sudah banyak event serupa untuk guru, tapi ini beda karna narasumbernya ahli di TEFL. Jadi materi disini akan memberi ilmu dan ide untuk karir guru dengan membuat kelas Bahasa Inggris lebih interaktif,” lanjutnya.
Seminar Nasional yang diikuti oleh lebih dari 300 peserta ini menghadirkan 3 narasumber dan 1 Keynote Speaker, yaitu:
1. Ibrahim, S.Pd., M.TESOL (Dosen UMKT)
2. Dina Destari, S.S., M.Pd. (Dosen UINSI)
3. Sri Utami, M.Pd. (Kaprodi PBI UNIKARTA)
4. Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd. (TEFLIN Broad Member/Dosen Universitas Sebelas Maret)
Seminar ini juga menghadirkan Koordinator Prodi TBI UINSI, Widya Noviana Noor, M.Pd. sebagai pembawa acara dan Dosen UMKT, Abdul Halim, M.Pd. sebagai moderator.
Saksikan siaran ulang Seminar Nasional ini melalui youtube TEFLIN Wilayah Kaltim. (humas/ns).
