SAMARINDA, UINSI NEWS,- UPT. Perpustakaan UINSI Samarinda selenggarakan Seminar Nasional & Lokakarya dengan tema “Digital Literacy Culture in The Era of Society 5.0” di Cafe Baca Lantai 1 Perpustakaan Kampus 2 UINSI Samarinda. Jum’at (25/8).
Seminar ini menghadirkan 2 narasumber sekaligus, yaitu Prof. Dr. Nurdin Laugu, S.Ag., SS., M.A. (Guru Besar Bidang Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Mohamad Indra Riawan, S.Kom., M.I.T. (Subkoordinator Pendataan Perpustakaan Perguruan Tinggi Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah Madrasah & Perguruan Tinggi (Perpustakaan Nasional RI).
Dalam pemaparan materinya, Prof. Nurdin jelaskan tren industry and society 5.0 serta dampak perkembangan teknologi digital.
“Kalau tidak hati-hati budaya sosial dan keagamaan bisa tergerus. Sehingga ,” jelasnya.
Dalam materinya, Prof. Nurdin sebut ada kecenderungan manusia mendahulukan teknologi dari pada dirinya, hal ini ditandai dengan adanya teknologi kloning hingga manusia robot. Secara tidak langsung, teknologi menyebabkan masyarakat berlomba-lomba untuk melakukan inovasi.
Informasi tumpah ruah dan media sosial sebagai adalah bentuk dari perkembangan internet menjadi platform yang paling banyak diakses untuk menyebarluaskan informasi tersebut.
Kemudahan dalam akses informasi berpotensi memunculkan hoaks, hate speech, dan atau tindak kejahatan digital lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali dengan literasi yang memadai agar dapat berpikir kritis dalam menggunakan teknologi.
Berpikir kritis akan menumbuhkan kemampuan untuk menyaring informasi yang didapatkan melalui internet sehingga kita sebagai penggunanya tidak menelan informasi secara mentah-mentah. Apalagi mengingat bahwa fondasi diskursif society 5.0 untuk budaya literasi digital menekankan pentingnya nalar kritis sebagai society dignity untuk membangun smart society 5.0.
“Budaya digital kita itu semua di foto dan semua di posting. Jadi fokusnya bukan lagi informasinya yang tersampaikan tapi overlap tujuan, kepentingannya overlap,” jelasnya.
Senada dengan Prof. Nurdin, pemaparan dari narasumber kedua juga menekankan pemahaman tentang pilar literasi digital, dari calistung hingga memiliki pengetahuan untuk menciptakan suatu produk.
Selain itu, Indra juga jelaskan 8 kompetensi pustakawan era society, yaitu Kemampuan Intelektual; Kemampuan Emosional; Kemampuan Menyelesaikan Masalah; Kemampuan Interpersonal; Kemampuan Berpikir Kritis dan Strategis; Motivasi dan Komitmen; Kesadaran Diri; Kemampuan Belajar Cepat dan Mengembangkan Diri.
Hal inilah yang kemudian menjadi rekomendasi untuk adaptasi dalam layanan Perpustakaan, diantaranya layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, ruang fundamental untuk life-long learning, perpustakaan sebagai katalisator perubahan budaya, episentrum dialektis, produktif, dsb.; Perpustakaan sebagai agen perubahan sosial, pusat belajar & ruang publik kontekstual; Ekosistem pengetahuan & literasi Masyarakat; Perpustakaan sebagai mobilisator sosial & pengetahuan. (Humas/ns/rh)