Skip to content

Pemutihan Melalui Ramadhan

Muhammad Fatturrahman Hakim, M.Pd.

Hadirin sekalian ada 3 kelompok manusia menurut al-qur’an. Ada kelompok orang yang sangat baik tidak banyak dosa, yang kedua ada orang yang tidak baik yang banyak melakukan dosa, yang ketiga ada di antara keduanya dosa ya dilakukan kebaikan juga di kerjakan.

Untuk kelompok pertama itu adalah kelompoknya para Nabi, kita mungkin pada kelompok pertengahan tidak jelas disebut orang baik tapi banyak melakukan dosa, disebut orang jelek juga tidak pas, karena kita juga berpuasa, kita juga sholat wajib, sholat tarawih, bersedekah, nah hadirin sekalian ada seorang sahabat yang merasa dirinya berdosa antara dosa dan kebaikannya itu tidak jelas,

Perasaan itu muncul  setelah  dia membaca surat an-anfal ayat 27

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

hai orang-orang yang beriman jangan kamu berkhianat kepada Allah jangan kamu berkhianat kepada Rasulullah, dan jangan kamu berkhianat kepada amanat yang sudah di berikan sepenuhnya kepadaMu.

Ada sahabat yang bernama, Abu Lubabah Bin Abdul Mundzir dia merasa ayat ini seperti ayat yang menampar dirinya, karena dia merasa pernah melanggar aturan Allah, pernah melanggar aturan Rasulullah, dan dia pernah mengkhianati sesuatu kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya, dia sedih lalu dia membawa tampar ke masjid madinah, lalu dia mengikatkan dirinya di tiang lalu dia bersumpah “saya tidak akan mau di lepas oleh siapapun, saya tetap bertahan mengikat diri saya ditiang ini sampai Rasulullah memberi tau saya bahwa dosa saya sudah di maafkan”. Dan saya tidak mau melepas ini kecuali Rasulullah sendiri yang melepasnya.

6 hari dia melakukan itu para sahabat memberi tau Rasulullah, para sahabat berkata wahai Rasulullah ada sahabat yang mengikat badannya di tiang, dan ia mengatakan tidak mau melepas kalau bukan engkau, Rasulullah mengatakan demi Allah kalau dia mau datang kepada saya, mau beristigfar, nanti saya akan memohonkan ampunan untuk dia, tapi kalau dia memilih  mengikat dirinya di tiang maka saya biarkan.

Hadirin sekalian,  menjelang subuh,  Rasulullah tertawa, istri beliau bertanya, wahai Rasulullah mengapa engkau menjelang subuh tertawa, Rasulullah mengatakan, Jibril baru datang membawa firman Allah yang sekarang di al-Qur’an di tulis dalam surat at-taubah ayat 102

وَاٰخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا صَالِحًا وَّاٰخَرَ سَيِّئًاۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“ada kelompok  lain yang mengakui dosa-dosanya, mereka mencampur adukkan, dia berbuat baik dia berbuat jelek, mudah-mudahan Allah mengampuni taubat mereka, sungguh Allah maha pengampun dan maha penyayang, Rasulullah tertawa ayat ini turun untuk merespon, orang yang ingin membersihkan  dirinya,  melalui tiang di Masjid Madinah.

Tiang Itu  sekarang ada di dalam Raudhoh makam Rasulullah, itu tiang yang mengenang turunnya ayat ini, saya doakan seluruh yang mendengarkan tausiyah ini, suatu saat bisa menyentuh, bisa mengunjungi Raudhah di Madinah bisa menyentuh tiang di Raudhoh yang bersejarah turunnya ayat ini.

Istri Rasulullah kemudian memberi tau orang bahwa, Lubabah sudah di maafkan Allah, orang-orang ramai melepas tamparnya tapi dia tidak mau, kecuali Rasulullah memberi tau dosa saya di ampuni, kemudian Rasulullah datang dan melepas orang itu, dan mengatakan dosa mu sudah di maafkan.

Hadirin sekalian. Yang sangat saya mulyakan, saya yang sedang ngaji ini, saya tau diri saya banyak berdosa, saya yakin bapak-bapak juga  memiliki pengalaman dosa yang sama dengan saya, sekarang saatnya, ini Ramadhan di mana Allah mengobral ampunannya inilah saatnya kita memutihkan diri dengan membaca istigfar, selama Ramadhan ini.

Hadirin sekalian,  mungkin bapak dan saudara-saudara sekalian ini, bukan orang yang kaya, tetapi bergembiralah  karena hari ini adalah  hari yang paling bahagia untuk bapak sekalian karena bapak diberikan sesuatu lebih mahal dari emas dilangit dan dibumi, apa itu menghirup udara Ramadhan sejam dua jam, sehari, dua hari apalagi sampai 30 hari.

Apa yang ingin saya sampai sampaikan, bahwa sebenarnya apa yang dilakukan oleh Abu Lubaba  ini bukan dosa besar,  dosa yang tidak terlalu besar tapi di sikapi dengan serius, kita ini melakukan dosa yang tidak kecil tapi kita tidak menyikapinya  tidak dengan serius,

Abdullah bin Mas’ud RA orang yang sangat pintar al-quran mengatakan apa bedanya orang muslim, orang mu’min  dengan orang munafik, orang munafiq memandang dosa itu seperti lalat yang hinggap di ujung hidungnya, mudah diusir, sedangkan  orang mukmin dosa sekecil apapun dipandang seperti batu raksasa yang sedang  menggelinding di atas gunung akan jatuh menimpa kepalanya.

Hadirin sekalian doa sekecil apapun yang akan kita lakukan, mari  kita sikapi dengan sungguh-sungguh beristighfar dan kita sekarang di berikan kesempatan oleh Allah untuk meminta ampun memutihkannya melalui ramadhan ini.

Do’a

Wahai Ampunilah kami, ampunilah ibu bapak kami, ampunilah guru-guru kami, ampunilah seluruh muslim di dunia ini. Ya Allah, kami sekarang ini tidak makan bukan karena tidak ada makanan, tapi karena taat kepada-Mu. Taat kepada Rasul-Mu. Jadikan puasa kami ini syafaat utk hari kebangkitan kami nanti,

Ya Allah, do’a yang kami panjatkan siang hari ini, diamini orang-orang sholeh, kabulkanlah. Jadikanlah anak kami, murid murid kami, akhlaqnya baik seperti Rasulullah. Besok ketika menjelang wafat didatangi Rasulullah, dibimbing utk mengucapkan Laailaahaillah.

Jadikanlah, kami orang yang engkau ampuni dosa-dosa kami, supaya kami bisa berkumpul di surga, bersama ibu kami tercinta, ayah kami tercinta mertua kami tercinta, pasangan hidup kami tercinta, anak-anak kami tercinta untuk tinggal di surga bersama Nabi Muhammad SAW.

Terimalah puasa kami, terimalah sedekah kami, ampunilah kekurangan ibadah kami, maafkan kekurangan sempurnanya bacaan Al-Qur’an kami.

 

LANGUAGE»