Ya Allah, Selamatkan Indonesiaku : Renungan di Tengah Ujian Bangsa

Oleh : Wahdatun Nisa

Gelombang demo anarkis yang melanda Indonesia sejak akhir Agustus 2025 bukan sekadar respons emosional atas kematian seorang driver ojek online. Serangkaian demonstrasi yang meluas di sejumlah wilayah berubah menjadi tindakan anarkis, tidak semata-mata mencerminkan kemarahan sesaat, tetapi menunjukkan akumulasi keresahan publik terhadap berbagai persoalan mendasar, mulai dari keadilan sosial, kesenjangan ekonomi, hingga krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara. Situasi ini harus dilihat bukan hanya sebagai gejala politik, tetapi sebagai ujian terhadap ketahanan moral dan integritas kebangsaan kita.
Dalam situasi yang penuh luka dan ketidakpastian ini, kita diingatkan untuk menengadah mengetuk pintu rahmat Allah SWT dengan doa yang tulus, memohon agar negeri ini diberikan ketenangan, keadilan, dan jalan keluar yang damai.

INDONESIA DALAM UJIAN

Sejarah setiap bangsa tak lepas dari ujian dan tantangan, Indonesia pun demikian. Saat ini tengah berada pada fase ujian yang sangat krusial dalam perjalanan berbangsa dan bernegara. Ujian ini tidak semata-mata merupakan tantangan politik atau sosial yang biasa, melainkan sebuah panggilan besar yang menuntut kedewasaan, kebijaksanaan, dan kesabaran seluruh elemen bangsa. Fenomena kerusuhan yang muncul dari demonstrasi yang semula bertujuan menyampaikan aspirasi, tetapi kemudian berubah menjadi tindakan anarkis dan kekerasan. Hal ini mencerminkan adanya ketegangan yang mendalam di tengah masyarakat. Situasi demikian menjadi refleksi nyata bahwa persoalan bangsa tidak hanya sebatas pada kebijakan publik, tetapi juga menyangkut nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas sosial, dan persatuan nasional.
Ujian yang dialami bangsa ini sejatinya bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan sebuah momentum penting untuk melakukan introspeksi dan reformasi. Dalam setiap tantangan, terdapat peluang untuk bangkit dan memperbaiki kekurangan yang selama ini mungkin terabaikan. Bangsa Indonesia, yang telah menorehkan sejarah panjang perjuangan dan pengorbanan, memiliki kapasitas dan potensi besar untuk melewati masa-masa sulit ini dengan kepala tegak dan hati yang kuat. Namun, hal ini hanya dapat terwujud apabila seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah, akademisi, tokoh agama, hingga masyarakat umum, bersinergi dalam mewujudkan solusi yang konstruktif dan berlandaskan pada prinsip keadilan serta kemanusiaan.
ujian yang tengah dihadapi menggarisbawahi pentingnya nilai spiritual sebagai sumber kekuatan bangsa. Dalam konteks keimanan, doa dan tawakal kepada Allah SWT menjadi tiang penopang bagi setiap individu maupun kolektif dalam mengarungi gelombang tantangan ini. Doa tidak hanya sekadar ritual, tetapi merupakan manifestasi keikhlasan, harapan, dan kepasrahan kepada Sang Maha Kuasa yang memiliki kekuasaan mutlak atas seluruh ciptaan-Nya. Oleh karena itu, memperkuat nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas adalah bagian integral dari upaya membangun ketahanan sosial dan moral bangsa.

MENYIKAPI DEMONSTRASI DENGAN KEARIFAN

Demo yang berubah menjadi anarkis sejatinya adalah sebuah peringatan keras bahwa ada yang tidak beres dalam tatanan sosial dan pemerintahan kita. Ketika suara rakyat yang tulus berubah menjadi amarah yang meledak-ledak, sesungguhnya itu adalah cermin kegagalan kita bersama dalam menjembatani harapan dan kenyataan. Namun, sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk tidak membalas kemarahan dengan kemarahan, melainkan untuk menenangkan hati dan menuntun langkah dengan kesabaran dan kebijaksanaan.
Kita tentu boleh menyampaikan pendapat dan menuntut keadilan. Tapi harus diingat, cara kita menyuarakannya menentukan masa depan bangsa. Kerusuhan dan kekerasan bukanlah solusi, melainkan luka yang memperdalam perpecahan.
Demonstrasi, dalam kerangka negara demokratis seperti Indonesia, merupakan salah satu bentuk ekspresi kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi. Ia menjadi sarana bagi rakyat untuk menyuarakan aspirasi, kritik, dan harapan kepada para pengambil kebijakan. Namun, dalam pelaksanaannya, demonstrasi harus tetap berada dalam koridor hukum, nilai-nilai moral, serta semangat menjaga ketertiban umum dan persatuan bangsa.
Ketika demonstrasi bergeser dari bentuk penyampaian pendapat yang damai menjadi tindakan anarkis, perusakan fasilitas publik, bahkan bentrokan fisik, maka saat itulah prinsip kebebasan telah disalahgunakan. Tindakan seperti itu bukan hanya melukai tata kehidupan masyarakat, tetapi juga mencederai semangat perjuangan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai adab dan akhlak. Islam mengajarkan bahwa setiap bentuk penolakan terhadap kemungkaran harus dilakukan dengan cara yang baik, tidak menimbulkan kemungkaran baru, dan senantiasa menjunjung tinggi etika sosial.
Dalam menyikapi demonstrasi, semua pihak perlu menahan diri dan mengedepankan kearifan. Pemerintah dan aparat keamanan dituntut untuk bersikap adil, mengayomi, serta mendengar aspirasi dengan sikap terbuka dan tidak represif. Sebaliknya, para demonstran juga dituntut untuk menyampaikan tuntutan secara santun, terorganisir, serta menghindari provokasi yang dapat membahayakan orang lain dan merusak fasilitas umum yang dibangun dengan jerih payah seluruh rakyat.
Ulama dan tokoh agama memiliki peran penting dalam mendinginkan suasana, memberikan nasihat kepada umat agar menyampaikan pendapat dengan cara yang ma’ruf (baik), serta terus mendorong terciptanya dialog antara rakyat dan pemerintah. Mahasiswa, sebagai salah satu aktor utama dalam gerakan sosial, juga diharapkan tampil sebagai teladan, bukan sekadar penggerak massa, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mengedepankan intelektualitas, akhlak, dan solusi konstruktif.
Sebagai umat yang beriman, kita harus meyakini bahwa perubahan tidak hanya dicapai melalui tekanan massa, tetapi juga melalui pendekatan yang beradab, sistematis, dan didukung oleh kekuatan spiritual berupa doa, ikhtiar, serta kesabaran. Menjaga ketenangan di tengah gejolak adalah bentuk jihad moral yang sangat tinggi nilainya, apalagi jika dilakukan demi kebaikan bersama dan kemaslahatan bangsa.

DO’A BERSAMA UNTUK INDONESIA

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah …
Kami memohon kepada-Mu, selamatkan Indonesiaku dari perpecahan dan kehancuran.
Jauhkan kami dari tindakan anarkis yang melukai saudara sebangsa dan merusak negeri ini.
Bimbinglah hati para pemimpin agar mampu memimpin dengan keadilan dan kebijaksanaan.
Teguhkan hati para demonstran agar menyampaikan aspirasi dengan cara yang benar dan penuh kesabaran.
Jauhkan kami dari fitnah dan permusuhan yang hanya membawa kerusakan.
Satukan kami dalam ukhuwah yang kokoh, dalam iman dan kasih sayang.
Jadikan Indonesia negeri yang damai, aman, dan sejahtera.
Baldatun tayyibatun warabbun ghafuur
“Ya Allah, selamatkan Indonesiaku.”

PENUTUP
Indonesia sedang diuji dengan berbagai tantangan besar. Namun, jangan biarkan ujian ini menjadi jurang pemisah yang meruntuhkan persaudaraan dan keutuhan bangsa. Demo dan protes adalah hak, tetapi jangan biarkan kekerasan dan anarki merusak masa depan kita bersama. Kita harus kembali kepada nilai-nilai Islam yang mengajarkan keadilan, kesabaran, dan kasih sayang. Dan yang paling penting, kita harus mengetuk langit dengan doa yang tulus, memohon agar Allah menjaga negeri ini dari kehancuran dan perpecahan.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»