JEJAK KEPAHLAWANAN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

Oleh : Dr. Wahdatun Nisa, M.A

Semalam, dalam perjalanan, penulis melihat deretan foto para pahlawan yang terpampang di bandara sebagai bentuk penghormatan dan ucapan selamat memperingati Hari Pahlawan. Deretan wajah-wajah penuh wibawa itu seakan mengingatkan betapa besar jasa para pejuang dalam membangun negeri ini. Di antara tokoh-tokoh tersebut, pandangan penulis tertuju pada sosok Sultan Aji Muhammad Idris, seorang pemimpin besar dari tanah Kalimantan Timur.
Pemandangan sederhana itu membangkitkan rasa bangga sekaligus keingintahuan yang mendalam. Sultan Aji Muhammad Idris bukan hanya dikenal sebagai penguasa Kesultanan Kutai Kartanegara, tetapi juga sebagai pahlawan nasional pertama dari Kalimantan Timur yang telah memberikan teladan tentang keberanian dan keteguhan dalam mempertahankan kehormatan bangsanya. Kini, nama beliau diabadikan sebagai Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, menjadi simbol penghormatan atas perjuangan dan warisan nilai-nilai kepahlawanannya.

PENGAKUAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL
Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris akhirnya mendapat pengakuan resmi dari negara setelah melalui proses panjang. Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/2021 yang ditetapkan pada 10 November 2021, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Penetapan ini menjadikan Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional pertama dari Kalimantan Timur, sebuah kebanggaan besar bagi masyarakat Kalimantan Timur khususnya.

Penganugerahan ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga masyarakat Kutai Kartanegara yang selama bertahun-tahun memperjuangkan pengakuan atas jasa dan perjuangan beliau. Berbagai kajian sejarah dan bukti otentik menunjukkan bahwa Sultan Idris telah berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan Kesultanan Kutai Kartanegara serta menolak dominasi kolonial. Nilai-nilai perjuangan dan kepemimpinannya dinilai sejalan dengan semangat kepahlawanan nasional.
Sebagai bentuk penghormatan, nama beliau kini diabadikan sebagai Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI Samarinda). Pengakuan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan dan keteladanan Sultan Idris adalah warisan berharga yang perlu diteruskan oleh generasi muda Kalimantan Timur, semangat kepemimpinan yang berani, berintegritas, dan berjiwa pengabdian untuk bangsa.

KIPRAH DAN PERJUANGAN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
Sultan Aji Muhammad Idris dikenal sebagai pemimpin yang tegas, berwibawa, dan memiliki visi kepemimpinan yang jauh ke depan. Sebagai penguasa Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, beliau memimpin pada masa penuh tantangan, ketika pengaruh kolonial Belanda semakin meluas di wilayah Kalimantan. Dalam kondisi tersebut, Sultan Idris berupaya keras mempertahankan kedaulatan dan kehormatan kesultanan, sekaligus menjaga stabilitas politik dan kesejahteraan rakyatnya. Beliau menolak tunduk sepenuhnya kepada kekuasaan asing dan senantiasa menegakkan prinsip kemandirian kerajaan.

Perlawanan Sultan Aji Muhammad Idris terhadap dominasi kolonial banyak diwujudkan melalui strategi politik dan diplomasi yang cermat. Beliau berusaha membangun hubungan dengan pihak kolonial tanpa mengorbankan martabat kerajaan dan hukum adat yang berlaku. Dalam berbagai catatan sejarah, Sultan Idris digambarkan sebagai pemimpin yang berhati-hati namun konsisten dalam menegakkan prinsip, menolak intervensi asing, dan memperkuat persatuan masyarakat Kutai agar tidak terpecah belah oleh tekanan eksternal.
Selain kepemimpinan politik, Sultan Aji Muhammad Idris juga memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan masyarakatnya. Beliau menekankan pentingnya pendidikan, pengembangan agama, serta kesejahteraan sosial. Nilai-nilai Islam yang dipegang menjadi landasan dalam menjalankan pemerintahan dan membina kehidupan sosial. Kiprah beliau tidak sekadar mempertahankan wilayah dan kedaulatan, tetapi juga menjaga identitas budaya dan moral rakyat Kutai. Oleh karena itu, Sultan Aji Muhammad Idris dikenang sebagai pemimpin yang tidak hanya berwibawa, tetapi juga berperan sebagai pejuang sejati yang menempatkan kehormatan dan kemerdekaan bangsanya di atas segalanya.

NILAI – NILAI KEPAHLAWANAN YANG RELEVAN SAAT INI
Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris menyimpan sejumlah nilai kepahlawanan yang tetap relevan bagi masyarakat kontemporer. Salah satunya adalah cinta tanah air dan keberanian dalam menegakkan prinsip, yang tercermin dari keteguhan beliau mempertahankan kedaulatan Kesultanan Kutai di tengah tekanan kolonial. Nilai ini mengingatkan generasi saat ini akan pentingnya kesetiaan terhadap bangsa, keberanian mengambil sikap benar, dan integritas dalam menghadapi tantangan yang kompleks.

Selain itu, Sultan Idris mencontohkan kepemimpinan yang berintegritas dan visioner. Ia tidak hanya fokus pada kekuasaan semata, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan rakyat, pendidikan, dan penguatan nilai-nilai sosial. Hal ini menjadi teladan bagi para pemimpin modern bahwa kepemimpinan yang efektif harus senantiasa berpijak pada prinsip moral, tanggung jawab sosial, dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat.

Nilai kepahlawanan Sultan Aji Muhammad Idris juga terlihat dalam komitmennya menjaga identitas budaya dan moral masyarakat Kutai. Kepedulian terhadap pelestarian adat, agama, dan tradisi lokal menunjukkan bahwa keberanian dan pengabdian seorang pemimpin tidak hanya diwujudkan melalui tindakan heroik semata, tetapi juga melalui usaha membangun fondasi moral dan kultural yang kokoh. Dengan demikian, teladan Sultan Idris menjadi inspirasi yang dapat diterapkan oleh generasi masa kini untuk menumbuhkan kepemimpinan berintegritas, kesadaran berbangsa, dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.

WARISAN DAN INSPIRASI
Selain penghargaan resmi, Sultan Idris meninggalkan warisan yang hidup melalui pendidikan, budaya, dan nilai kepemimpinan. Nama beliau yang diabadikan di UINSI Samarinda bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga sumber inspirasi bagi generasi muda Kalimantan Timur untuk meneladani keberanian, integritas, dan pengabdian kepada masyarakat. Kiprah beliau menunjukkan bahwa kepahlawanan bukan hanya soal tindakan heroik, tetapi juga tentang keteladanan dalam kepemimpinan, kesetiaan terhadap prinsip, dan keberpihakan pada kebaikan masyarakat.

Pengakuan dan penghormatan terhadap Sultan Aji Muhammad Idris menjadi pengingat bahwa sejarah bukan sekadar masa lalu, tetapi sumber nilai yang relevan bagi kehidupan kini. Semangat kepahlawanan beliau menuntun kita untuk terus menegakkan integritas, menghargai identitas budaya, dan memprioritaskan kesejahteraan bersama.

PENUTUP
Jejak kepahlawanan Sultan Aji Muhammad Idris menegaskan bahwa kepahlawanan sejati mencakup keberanian, integritas, dan pengabdian yang konsisten. Dari perjuangan mempertahankan kedaulatan Kesultanan Kutai hingga pengakuan sebagai Pahlawan Nasional, Sultan Idris menjadi simbol keberanian dan keteladanan yang relevan hingga kini. Melalui penghargaan dan pengabadian namanya di institusi pendidikan, semangat beliau terus hidup sebagai inspirasi bagi generasi muda untuk meneladani nilai-nilai kepahlawanan, pengabdian, dan kepemimpinan yang berintegritas.

SELAMAT HARI PAHLAWAN 2025
“ Pahlawanku Teladanku, terus bergerak melanjutkan perjuangan”

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»