Skip to content

LPM dan FUAD Gelar Workshop Kurikulum Berbasis Kampus Merdeka

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Dukung Program Berbasis Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda menggelar Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kampus Merdeka bersama Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) di Aula Palem Raja Lt. 3 Hotel Grand Sawit Samarinda, Selasa (15/6/2021).

Dr. Hj. Noorthaibah, M. Ag. (Dekan FUAD), Dr. Sitti Syahar Inayah, M.S.I. (Dekan 1 FUAD), Dr. Hj. Ida Suryani Wijaya, M.S.I. (Dekan 2 FUAD), H. Bunyamin, Lc., M.A. (Dekan 3 FUAD) hadir dalam acara tersebut. Turut mengundang sejumlah Ketua Program Studi beserta Sekretaris dan Wakil Sekretaris FUAD, Kepala Baznas Provinsi Kalimantan Timur, Humas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, perwakilan RRI Kalimantan Timur, dan Perwakilan Kaltim Post dalam penyelenggaraan workshop tersebut.

Dr. Hj. Noorthaibah., M.Ag. didampingi oleh Dr. Nur Kholik Afandi, M.Pd. (Ketua LPM) dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyusunan Kurikulum Berbasis Merdeka ini tetap harus disesuaikan dengan distingsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda yang selaras dengan perkembangan nilai-nilai keagamaan.

“Dengan adanya workshop ini kita bisa mengikuti arus perkembangan sistem pendidikan di Indonesia yang tentunya sangat berpengaruh pada masa depan generasi kita, yaitu Kurikulum Berbasis Kampus Merdeka. Hal ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan LPM IAIN Samarinda dengan FUAD dalam program menyiapkan Kurikulum Berbasis Kampus Merdeka pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD),” tuturnya.

Terdapat 4 kebijakan yang diusung pada program kampus merdeka belajar, yaitu sistem akreditasi perguruan tinggi, hak belajar selama 3 semester di luar prodi, pembukaan prodi baru, serta kemudahan untuk menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Layanan Umum (BLU) dan Satker untuk menjadi PTN Badan Hukum (BH).

Selain itu, ada 8 kegiatan yang dapat mendukung proses pelaksanaan kampus merdeka, yakni mahasiswa melakukan magang, mahasiswa membangun desa, mahasiswa mengajar, pertukaran mahasiswa, mahasiswa melakukan riset, mahasiswa berwirausaha, mahasiswa melakukan program kemanusiaan, dan mahasiswa membuat project independent.

Masing-masing perwakilan Program studi yang ada di FUAD, yaitu Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT), Program Studi Manajeman Dakwah (MD), Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), dan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) kemudian menyampaikan harapan dan rencana atas pengembangan Kurikulum Berbasis Kampus Merdeka ini.

Menanggapi hal tersebut, lulusan Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa agar bisa langsung praktik mengajar dan kemudian kemampuannya setelah lulus bisa menjadi lebih baik dan teruji.

“Harapannya juga mahasiswa mampu mengembangkan perangkat media ajar dan mampu melaksanakan bahan ajar tersebut secara mandiri,” tambah Hudriansyah, M.A., Ketua Prodi IAT.

Alumni dan lulusan dari Program Studi Manajeman Dakwah diharapkan untuk banyak yang berkiprah pada lembaga-lembaga dakwah.

“Alumni Manajemen Dakwah harus lebih banyak lagi yang berkiprah di lembaga dakwah, seperti praktisi pengelola dakwah, asisten peneliti sosial agama, dan pengembangan lembaga Dakwah,” ujar Amirullah, M.Ud., Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah (MD).

Randi Muhammad Gumilang, M.Pd.I.(Sekretaris Program Studi BKI FUAD) turut menyampaikan bahwa alumni dan lulusan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) direncanakan untuk menjadi konselor keagamaan yang mampu mengenali karakteristik konseling secara menyeluruh serta mampu mengembangkan potensi konseling secara optimal berdasarkan pada pemahaman yang memadai dalam bidang keilmuan Bimbingan dan Konseling Islam.

Senada dengan harapan dan tujuan dari Prodi BKI, lulusan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) juga diharapkan menjadi praktisi yang ahli di bidangnya.

“Perkembangan dunia komunikasi sangat cepat, sehingga sebagai praktisi bisa menyesuaikan diri, bagaimana cara kerja wartawan, lulusan kami juga bisa asisten peneliti, advokasi dibidang komunikasi. Sarjana Sosial yang berkepribadian yang baik, berpengatahuan luas dan mutakhir dibidangnya,” ungkap Sabiruddin, M.A.

“Pada hakikatnya, Kurikulum Kampus Merdeka berlaku di Tahun 2021. Program hanya ada di Semester 5 dan 7, artinya mahasiswa yang baru masuk di tahun ini baru bisa memulai pembelajaran dengan Kurikulum Kampus Merdeka setelah 2 tahun berikutnya,” imbuh Inayah. (humas/im/ns/fz/rh)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»