Sebagaimana Allah menjanjikan kebangkitan bagi setiap makhluk, Dia juga menjanjikan bahwa setiap usaha, setiap air mata, dan setiap pengorbanan—terutama yang dilakukan dalam keikhlasan dan kesabaran—tidak akan pernah sia-sia.
(QS. An-Nahl: 97)
Perempuan masa kini hidup dalam zaman yang menuntut banyak hal: cerdas, mandiri, kuat, anggun, dan tetap menjaga nilai-nilai keimanan. Kadang, semua itu terasa melelahkan. Tapi Hari Kebangkitan mengingatkan kita bahwa kehidupan ini adalah ladang amal—setiap langkah menuju kebaikan akan dibalas dengan keadilan dan rahmat Allah.
Seperti Asiyah, istri Firaun, yang tetap teguh dalam iman meski berada di lingkungan paling zalim; seperti Maryam, yang menjaga kehormatannya dan menjadi simbol kesucian; seperti Khadijah, yang menopang dakwah Rasulullah dengan seluruh harta dan jiwa—perempuan hari ini pun bisa menjadi lentera zaman, meski dunia kadang gelap dan berat.
Hari Kebangkitan mengajarkan: bangkitlah dari rasa takut, dari luka masa lalu, dari keraguan terhadap nilai diri. Karena Allah tidak memandang rupa dan status, tapi memandang hati dan amal.
Wahai perempuan muslimah, bangkitlah dengan imanmu. Bangkitlah dengan ilmu dan kasihmu. Dunia sedang menunggu kebangkitanmu—bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk menjadi cahaya.