BIDUK-BIDUK, UINSI NEWS — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UINSI Samarinda yang ditempatkan di Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, terus menggulirkan berbagai program yang memadukan semangat pengabdian masyarakat dengan visi “Merawat Ekoteologi”. Selama pelaksanaan KKN, para mahasiswa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dan sosial, tetapi juga menguatkan kesadaran lingkungan, nilai-nilai moral, serta pemberdayaan masyarakat.
Mengawali kegiatan, mahasiswa bekerja sama dengan Polsek Biduk-Biduk menggelar Sosialisasi Pencegahan Narkoba, Pelecehan Seksual, dan Judi Online. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap generasi muda agar terbebas dari perilaku yang merusak masa depan sekaligus menguatkan pondasi moral di tengah masyarakat pesisir.
Di bidang ekonomi, KKN UINSI berkolaborasi dengan Sekretaris Desa untuk melaksanakan program UMKM Digital. Melalui pelatihan ini, para pelaku usaha lokal diajarkan cara memasarkan produk secara daring, memanfaatkan media sosial, serta mengemas produk dengan lebih menarik, sehingga potensi ekonomi desa dapat berkembang seiring arus digitalisasi.
Mengangkat nilai ekoteologi, mahasiswa juga menginisiasi program Menjaga Desa Wisata dengan memasang Plang Sampah Edukasi di titik-titik strategis. Pesan sederhana namun bermakna ini diharapkan mampu mendorong wisatawan dan warga untuk menjaga kebersihan alam yang menjadi daya tarik utama Biduk-Biduk. Gerakan ini diperkuat dengan keterlibatan mahasiswa dalam penanaman mangrove, langkah konkret menjaga ekosistem pesisir dari abrasi sekaligus menjaga keseimbangan alam.
Selain itu, mahasiswa juga membuat Plang di Pemakaman Umum sebagai tanda lokasi sekaligus edukasi moral tentang pentingnya menghargai dan merawat tempat peristirahatan terakhir.
“Kami menyambut baik dan merasa bangga dengan kehadiran mahasiswa KKN dari UINSI di desa kami. Kehadiran mereka memberi warna baru, bukan hanya dalam interaksi social keagamaan, tapi juga dalam aksi nyata. Di antaranya adalah Plang Sampah Edukasi dan Turut Serta bersama mahasiswa UGM menanam mangrove di pesisir pantai. Ini bentuk kepedulian yang luar biasa terhadap lingkungan kami. Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari perubahan besar yang berkelanjutan.” Tutur seorang warga
Program ekoteologi sendiri menekankan bahwa persoalan lingkungan tidak hanya perlu diselesaikan secara teknis, tetapi juga harus dilihat dari sudut pandang nilai, moral, dan teologi. Dalam konteks ini, mahasiswa KKN UINSI berupaya menjadi agen perubahan yang menyuarakan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem melalui pendekatan spiritual dan edukatif
Tak hanya di ruang publik, mahasiswa juga menyasar ranah sosial-keagamaan dan pendidikan. Melalui program Pelita Ilmu, mereka mengajar di sekolah dasar, mengadakan bimbingan belajar untuk siswa SD dan SMP, serta membimbing anak-anak TK/PAUD. Sementara di sisi keagamaan, program Ngaji Yuk dihidupkan dengan kegiatan mengajar mengaji, menghafal bacaan salat, yasinan malam Jumat, salat Maghrib berjamaah, hingga tadarus Surah Al-Waqiah secara rutin.
Kesehatan dan kebugaran masyarakat juga menjadi perhatian melalui program SEHATI (Sehat, Harmonis, dan Aktif bersama KKN). Setiap Minggu pagi, warga diajak mengikuti senam rutin, ditambah penyuluhan gizi dan pembuatan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak. Tidak ketinggalan, program Generasi Cerdas dan Tangguh diadakan untuk memberikan pemahaman tentang Cinta Bangga Paham Rupiah (CBP Rupiah), bahaya seks bebas, dan judi online, guna membentuk generasi yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual.
Dalam pertemuan daring bersama mahasiswa KKN UINSI di Biduk-Biduk, Mustamin Fattah selaku Dosen Pembimbing Lapangan menegaskan bahwa pelaksanaan KKN tahun 2025 mengusung tema “Transformasi Desa dan Pendidikan Berkualitas Melalui Kolaborasi dan Inovasi”. Menurutnya, tema ini bukan sekadar slogan, melainkan bentuk nyata penerapan nilai-nilai ekoteologi yang telah ditanamkan kepada mahasiswa. “Lingkungan adalah anugerah Tuhan yang wajib kita jaga,” bahwa menekankan bahwa seluruh program KKN harus berangkat dari kesadaran bahwa alam bukan hanya sumber daya, tetapi juga titipan yang kelestariannya harus dipelihara.
Mustamin Fattah mencontohkan penanaman mangrove yang dilakukan mahasiswa. “Kegiatan ini bukan sekadar aktivitas fisik menancapkan bibit di tanah pesisir, melainkan sebuah ibadah ekologis. Dalam perspektif Islam, menjaga bumi adalah bagian dari amanah besar yang diemban manusia sebagai khalifah di muka bumi. Merawat ekosistem pesisir berarti merawat kehidupan dan masa depan,” tuturnya.
Ketua kelompok KKN, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini terjalin dalam satu semangat, yakni menguatkan harmoni antara manusia, alam, dan nilai-nilai spiritual. “Kami ingin KKN ini menjadi jejak nyata yang tidak hanya meninggalkan program fisik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis, moral, dan kebersamaan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan perpaduan antara edukasi, pemberdayaan, dan kepedulian lingkungan, KKN UINSI Samarinda di Biduk-Biduk menjadi contoh bahwa pengabdian masyarakat dapat dirangkai selaras dengan upaya menjaga kelestarian alam dan membangun peradaban yang berakar pada nilai-nilai agama.
Editor : Mus