BANDA ACEH, IAIN NEWS,- Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) ke-VIII di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dibuka langsung oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin Rabu pagi (26/4/2017).
Dari laporan langsung Muhammad Fajri, S.Pd selaku tim official yang juga merupakan humas protokol IAIN Samarinda menginformasikan pembukaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni Dan Riset (PIONIR) tahun ini diawali dengan pembacaan shalawat badar disusul lagu Indonesia Raya, Mars PIONIR dan Mars UIN AR RANIRY.
“Pembukaan PIONIR 2017 di UIN Ar Raniry Banda Aceh ini diikuti sebanyak 2.250 mahasiswa dari 55 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) se-Indonesia. Pesertanya dari 11 Universitas Islam Negeri (UIN), 32 Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan 12 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN),” jelas Muhammad Fajri, S.Pd melalui sambungan seluler.
Dari informasi yang disampaikan Humas dan protokol IAIN Samarinda ini sedikitnya ada 24 cabang yang akan diperlombakan pada PIONIR 2017, antaranya lomba voli, lomba futsal, lomba tenis meja, lomba bulu tangkis, lomba debat bahasa, dan lomba kaligrafi.
Dalam sambutannya Rektor UIN Ar Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA dan Gubernur Banda Aceh Irwandi Yusuf sepakat berharap bahwa kompetisi yang bertujuan untuk silaturahmi antar PTKI se Indonesia ini bisa melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.
Menariknya pada pembukaan PIONIR juga dideklarasikan Piagam Aceh yang dibacakan oleh Prof.Dr. H. Dede Rosyada, MA selaku Ketua Forum Rektor PTKI Se Indonesia.
Piagam Aceh yang disepakati Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Indonesia ini menyatakan kesepakatan menolak segala bentuk paham intoleran, radikalisme dan terorisme yang membahayakan Pancasila dan keutuhan NKRI.
Dede Rosyada atas nama Pimpinan PTKIN mengatakan, kalangan PTKIN khawatir melihat perkembangan terakhir terkait maraknya kelompok-kelompok yang kurang menghormati kebhinekaan, anti Pancasila dan anti NKRI.
“Pimpinan PTKIN berjanji untuk melarang berbagai bentuk kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila, dan anti-NKRI, intoleran, radikal dalam keberagamaan, serta terorisme di seluruh PTKIN,” lanjut Prof.Dr. H. Dede Rosyada, MA.
Adapun bunyi naskah Deklarasi Aceh selengkapnya adalah sebagai berikut:
Kami forum Pimpinan PTKIN dengan ini menyatakan:
1. Bertekad bulat menjadikan Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
2. Menanamkan jiwa dan sikap kepahlawanan, cinta tanah air dan bela negara kepada setiap mahasiswa dan anak bangsa, guna menjaga keutuhan dan kelestarian NKRI.
3. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, Islam inklusif, moderat, menghargai kemajemukan dan realitas budaya dan bangsa.
4. Melarang berbagai bentuk kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila, dan anti-NKRI, intoleran, radikal dalam keberagamaan, serta terorisme di seluruh PTKIN.
5. Melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dalam seluruh penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan penuh dedikasi dan cinta tanah air.
Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, PIONIR mampu meningkatkan pembinaan keilmuan dan mencari mahasiswa yang unggul, baik dalam prestasi akademik, maupun keolahragaan, seni dan riset. Ajang ini juga diyakini efektif memperkuat silaturahmi dan kerukunan antar mahasiswa se-Nusantara.
“Saya berharap, akan muncul olahragawan, seniman dan peneliti-peneliti muda yang ahli di bidangnya yang mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa,” ujarnya di hadapan ribuan mahasiswa dan masyarakat umum yang memadati Stadion Mini UIN Ar Raniry Banda Aceh.
Lukman Hakim Saifuddin menganggap PIONIR merupakan ajang strategis untuk menajamkan intelektualitas, moralitas dan emosionalitas mahasiswa. Selain itu Menag juga melalui PIONIR bisa memperkuat persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan dan kerukunan antara sesama.#Tamam