Aqmar menuturkan bahwa dirinya terpilih setelah melalui banyak tahapan dari Top 20 hingga public speaking di arena utama Ballroom Selyca.
“Kemarin seleksi berkas, kemudian ke online project seperti reels di instagram saya, kemudian tes tertulis dan wawancara terkait pengetahuan umum, kebudayaan, kepemudaan, dan bahasa. ALhamdulillah, lolos dan masuk sesi wawancara di Top 20, kemarin di panggung, kita speech 30 detik kemudian sesi QnA dan lolos ke Top 5,” ujarnya.
“Pertanyaan menantang waktu itu, mengapa harus kamu yang terpilih menjadi Duta Pemuda diantara banyak peserta lainnya, kemudian ditanya pakai bahasa Inggris, yang paling greget waktu ditanya tentang UU No. 40 Tahun 2009, syukur tau jawabannya, tentang kepemudaan.”
Fahmi, sebagai salah satu finalis Top 5 juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa tertegun dengan pertanyaan yang memiliki makna yang besar terhadap tanggung jawab sebagai pemuda.
“Waktu sesi tanya jawab yang paling membekas, siapkah kamu jika terpilih menjadi Duta Pemuda Kota Samarinda yang mau membagi waktu kuliah dengan kegiatan yang akan di lakukan oleh Duta Pemuda, lalu saya jawab ya saya bersedia dan saya mampu untuk hal itu, terdengar seperti biasa akan tetapi itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar dan harus diperjuangkan,” ungkapnya.
“Dengan menjadi Duta Pemuda, kita bisa tetap mengenalkan budaya dan kearifan lokal kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di kota Samarinda dengan hal-hal yang positif dan menginspirasi.” (humas/rh).