Pembangunan Zona integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi & Birokrasi Bersih dan Melayani

Kegiatan534 views
SAMARINDA, UINSI NEWS,- Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda kedatangan tokoh zona integritas dari UIN Salatiga dalam rangka Pembangunan Zona integritas dalam Upayanya Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Zona Integritas (ZI) di Aula Rektorat lt.3 H.A.M. Rifaddin Loa Janan Ilir, Rabu (06/08/23).

Dibuka oleh Rektor UINSI Samarinda, Prof. Mukhamad Ilyasin sekaligus memberikan dorongan yang diharapkan bisa menunjang keberhasilan pembangunan Zona Integritas di wilayah UINSI Samarinda.

“Kalau kita yang berbicara dalam satu rumah sivitas akademika dirasa kurang efektif maka perlu adanya peran dari luar rumah untuk bisa memberikan arahan demi terwujudnya kemajuan dengan nilai-nilai yang positif,” ujarnya.

“Tiga hal yang ingin saya sampaikan terkait keberhasilan zona integritas. Pertama, yaitu bagaimana komitmen pimpinan bisa menjadi tumpuan atau teladan di lingkungannya. Kedua, meningkatkan kualitas layanan yang harus diupayakan. Ketiga, semangat berinovasi tetap dilanjutkan namun tetap terukur dan tentu itu tidak memberatkan masing masing.”

Dalam sosialisasi pembangunan ZI, hadir sebagai narasumber Diyah Rochati, S.E., M.H (Kabag Umum dan Akademik UIN Salatiga) dan Zidnie Ilman Elfikri, S.S., M.Pd. (Humas UIN Salatiga).

Diyah Rochati menegaskan bahwa Zona Integritas tidak hanya menjadi tanggung jawab yang sifatnya terpusat namun semua unit dan fakultas harus berperan aktif dan terintegrasi dalam satu kesatuan yang bisa menunjang keberhasilan Zona Integritas di lembaga.

Zidnie Ilman kemudian menambahkan materi dengan Branding Zona Integritas. Menurutnya, salah satu hal terkuat saat ini adalah melalui media sosial, tidak hanya informatif tetapi juga interaktif terhadap pengikut-pengikut media sosial.

“Media sosial sebagai sarana branding lembaga yang paling kuat, maka yang harus kita perhatikan adalah selera, karakter, dan yang disukai kalangan mayoritas mahasiswa, karena mahasiswa yang menjadi pengikut media sosial kita. Maka inilah yang menjadi daya tarik media sosial kita sehingga bisa interaktif,” ungkapnya. (humas/li/rh).