PONTIANAK, UINSI NEWS – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda kembali menunjukkan kiprahnya di forum ilmiah internasional. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Prof. Dr. Zamroni, M.Pd, menghadiri undangan Konferensi Antar Bangsa Islam Borneo (KAIB) ke-XVI Tahun 2025 yang digelar di IAIN Pontianak,(10/9).
Konferensi akbar ini dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Gubernur Kalimantan Barat, jajaran rektor perguruan tinggi Islam se-Borneo, serta delegasi dari berbagai negara, antara lain Jerman, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kehadiran para tokoh nasional maupun internasional menegaskan bahwa KAIB merupakan forum strategis yang mempertemukan gagasan lintas negara demi memperkuat moderasi beragama, toleransi, dan kerja sama antarbangsa.
Dalam forum bergengsi tersebut, Prof. Zamroni mendapatkan kehormatan sebagai keynote speaker atau ucap perdana. Beliau menyampaikan pidato dengan tema “Kurikulum Cinta: Menanam Moderasi dan Toleransi di Jantung Pulau Borneo.”
Dalam paparannya, Prof. Zamroni menekankan pentingnya membangun pendidikan yang berlandaskan cinta, moderasi, dan toleransi sejak dini. Menurutnya, Kurikulum Cinta bukan hanya gagasan idealis, tetapi instrumen strategis untuk mengoptimalkan modal sosial masyarakat Borneo yang majemuk.
“Dengan implementasi Kurikulum Cinta secara konsisten, Pulau Borneo akan memiliki generasi muda yang siap menjadi duta toleransi di lingkungannya. Mereka tidak hanya memahami keberagaman, tetapi juga aktif merawatnya melalui sikap saling menghargai dan menolak segala bentuk kekerasan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Zamroni menyampaikan bahwa Kurikulum Cinta dapat memberikan kontribusi nyata terhadap berbagai aspek. Secara sosial, ia akan memperkuat kohesi sosial dan mengurangi potensi konflik horizontal. Secara politik, akan mendukung stabilitas daerah sebagai prasyarat pembangunan berkelanjutan. Sedangkan secara kultural, Kurikulum Cinta mampu menghidupkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam wujud lokal Borneo yang ramah, terbuka, dan beradab.
Beliau juga mengibaratkan filosofi Sungai Mahakam yang mengalir tanpa membedakan tepi kanan dan kiri. “Demikian pula aliran cinta dalam pendidikan di Borneo, ia harus merangkul semua, menyatukan semua, dan menghidupkan harmoni di tanah yang kaya ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama RI dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap peran perguruan tinggi Islam dalam menjaga moderasi beragama. “Forum seperti KAIB sangat penting untuk memperkuat jejaring lintas negara, meneguhkan moderasi beragama, dan memastikan bahwa Islam hadir sebagai rahmat bagi semesta,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam menjaga harmoni di Borneo. “Borneo adalah rumah bersama yang kaya akan keragaman. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa menjadikan kawasan ini sebagai contoh dunia tentang bagaimana keberagaman dapat hidup berdampingan secara damai,” tegasnya.
Konferensi Antar Bangsa Islam Borneo ke-XVI ini menjadi ajang penting bagi perguruan tinggi Islam, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam merumuskan upaya bersama memperkuat moderasi beragama, toleransi, serta membangun jejaring internasional yang produktif. Kehadiran UINSI Samarinda melalui Prof. Dr. Zamroni, M.Pd sebagai pembicara utama diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan gagasan dan kerja sama antarbangsa di kawasan Borneo dan Asia Tenggara.
Penulis : Novan Halim | Editor : Agus Prajitno