Oleh:
Dr. H. Achmad Ruslan Afendi, M.Ag
Kegiatan Grand Final Pemilihan Duta Kampus Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda Tahun 2025, berlangsung meriah dan sarat makna. Ajang ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk membuktikan kapasitas intelektual, karakter, serta kemampuan komunikasi publik ini kembali menghadirkan sosok-sosok inspiratif yang digadang-gadang sebagai “jawara calon pemimpin bangsa masa depan.” Bertempat di Auditorium Kampus 2 UINSI Samarinda, puncak pemilihan duta kampus tahun ini menghadirkan suasana yang bukan hanya kompetitif, tetapi juga penuh pesan moral yang menggugah kesadaran generasi muda akan tanggung jawab sosialnya sebagai agen perubahan.
Sejak awal acara dimulai, para finalis menunjukkan performa terbaik dalam berbagai segmen, mulai dari penampilan bakat, wawasan kebangsaan, isu-isu keislaman kontemporer, hingga visi mereka tentang masa depan pendidikan di era digital. Ajang ini tidak hanya menilai kecerdasan semata, tetapi lebih jauh menekankan integritas moral, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen para peserta dalam membawa nama baik universitas serta masyarakat luas.
Dalam momen puncak acara, para finalis yang terpilih sebagai jawara Duta Kampus UINSI Samarinda 2025 menyampaikan pesan moral yang sarat refleksi bagi generasi muda Indonesia. Bahwa menjadi duta kampus bukanlah sekadar menyandang gelar, tetapi merupakan amanah untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, persatuan, dan spirit perubahan. Pesan moral yang disampaikan para jawara mencerminkan kesadaran mereka terhadap tantangan bangsa di era global dan digital, mulai dari krisis nilai, degradasi etika media sosial, menurunnya literasi digital, hingga melemahnya kepedulian sosial di kalangan anak muda.
Salah satu jawara menyampaikan bahwa kepemimpinan masa depan harus berlandaskan integritas, empati, serta kemampuan adaptif dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi. Menurutnya, pemimpin bukan hanya seorang yang mampu berbicara di panggung, tetapi seseorang yang konsisten dalam tindakan nyata, berpihak pada kebenaran, dan mampu membangun jembatan di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa UINSI harus menjadi teladan dalam mengedepankan etika, akhlak, serta nilai-nilai keislaman dalam menjalani kehidupan kampus maupun bermasyarakat.
Finalis lain memberikan pesan penting mengenai peran literasi digital dalam membentuk karakter generasi muda. Ia menyoroti maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan penyalahgunaan media sosial yang dapat memicu konflik sosial dan merusak tatanan keberagaman bangsa. Menurutnya, mahasiswa harus menjadi ujung tombak literasi digital yang cerdas, kritis, dan santun, serta mampu menebarkan narasi positif yang membangun optimisme publik.
Sementara itu, jawara kategori putri menekankan pentingnya perempuan muda sebagai kekuatan moral bangsa. Ia menegaskan bahwa perempuan tidak hanya menjadi pendukung dalam proses pembangunan, tetapi harus hadir sebagai pemimpin yang berani, cerdas, dan berintegritas. Dalam pesannya, ia mengajak seluruh perempuan muda Indonesia untuk berani tampil, berprestasi, dan mengambil peran strategis dalam berbagai ruang sosial, pendidikan, maupun kepemimpinan publik.
Secara keseluruhan, kegiatan Grand Final Pemilihan Duta Kampus UINSI Samarinda 2025 tidak hanya mencetak pemenang, tetapi juga melahirkan sosok-sosok muda yang membawa idealisme baru dalam memaknai kepemimpinan. Momentum ini menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di pundak generasi muda yang tidak hanya berwawasan luas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan akhlak yang mulia.
Melalui ajang ini, UINSI Samarinda kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda yang kompetitif, berintegritas, dan berdaya saing global. Para jawara Duta Kampus 2025 kini memikul tanggung jawab sebagai representasi kampus, duta pembangunan karakter, serta inspirator bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara.
Dengan berakhirnya kegiatan Grand Final ini, masyarakat kampus berharap agar para duta terpilih tidak hanya menjadi simbol seremonial, tetapi benar-benar hadir sebagai pemimpin masa depan yang membawa perubahan melalui tindakan nyata, moralitas yang kuat, dan pengabdian tulus kepada umat serta tanah air.





