Skip to content

Senat Mahasiswa IAIN Samarinda Gelar ILC di Kampus

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Organisasi Kemahasiswaan Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melalui forum IAIN Legislative Club (ILC) melakukan evaluasi terkait pesta demokrasi kemahasiswaan yang digelar setiap tahunnya, selain itu diruang yang sama juga dibahas sejauh mana kesiapan jika IAIN Samarinda melakukan pemira virtual, Selasa, 27/10/2020.

ILC tersebut dihadiri beberapa perwakilan ormawa baik dari unsur Dema Institut, UKM dan UKK maupun dari unsur Sema dan Dema dilingkungan Fakultas IAIN Samarinda.

Sementara itu sebagai pembicara kunci yakni Dr. H. M. Abzar, M.Ag selaku Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Samarinda, Demisioner Sema 2019 dan Demisioner KPUM 2019.

Ketua SEMA Rahmiyati menuturkan ILC digelar untuk memberikan edukasi dikalangan mahasiswa IAIN Samarinda betapa pentingnya sistem demokrasi kemahasiswaan, selain itu, dilakukan evaluasi pemira sebelumnya.

“Untuk mengevaluasi pemira sebelumnya. Hasilnya akan kita implementasikan pemira yang akan datang khususnya di situasi pandemi ini”, katanya saat sambutan.

Menyoal pesta demokrasi mendatang, dirinya juga memaparkan mekanisme pemilihan virtual yang pernah dia ikuti, sebagai referensi bagi IAIN Samarinda yang akan dilakukan Pemilu Raya (Pemira) di tengah pandemi COVID-19. Meski begitu, dirinya meminta seluruh elemen masyarakat kampus untuk bahu-membahu dalam mensukseskan Pemira mendatang.

“Kan masih tanda tanyanya, artinya masih berupa rencana dari sema, tapi yang jelas kami sudah mengantongi konsep jika memang dilakukan secara virtual, makanya kami meminta seluruh elemen kampus untuk mensuport jika memang dilakukan virtual”, jelas Rahmi

Diruang yang sama, Abzar berharap pemira dapat diakses seluas-luasnya bagi seluruh mahasiswa. Yang ia maksudkan adalah bagaimana kemudian setiap mahasiswa yang memenuhi syarat berarti punya hak untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin mahasiswa. Pihaknya akan mensuport setiap niat baik mahasiswa.

“Yang pastinya kami dari pimpinan ingin pemira itu menjadi akses seluas-luasnya, siapapun boleh mencalonkan diri jadi pimpinan mahasiswa selama ia mahasiswa IAIN Samarinda. kita akan mensuport kalaupun dia meminta surat keterangan dari kami”. Imbuhnya.

“Makanya kami tunggu dari SEMA mengerucutnya seperti apa nanti, yang jelasnya baik secara online ataupun offline saya dan para dekan 3 diseluruh fakultas akan mengawal demi kesusksesan demokrasi kampus kita ini”, tegasnya.

Selain itu, Reza turut menyampaikan rekomendasi agar pemira mendatang dapat disosialisasikan kepada seluruh mahasiswa. Bagi Reza sosialiasi tersebut sebagai penunjang suskesnya pemira mendatang terutama meningkatkan jumlah pemilih dibandingkan yang golput.

“Perlu disosialisasikan, libatkan semua unsur ormawa di kampus supaya perhelatan ini diketahui seluruh mahasiswa, para ketua ormawa bisa membantu juga mensosialisasikan utamanya di fakultas, ini penting karena sebelumnya golput kita masih banyak”, tegasnya.

Senada dengan itu Muhyin menilai pentingnya melibatkan seluruh unsur ormawa dalam perhelatan Akbar tersebut. Dia juga menegaskan idealnya calon pemimpin memiliki pengalaman organisasi.

“Saya juga mengakui masih terdapat kekurangannya. Tarolah bicara PO pemira 2019 lalu, waktunya sangat mepet sehingga memang banyak kekurangan, melalui forum ini mari cari jalan keluarnya bukan lagi mencari siapa yang salah”, katanya

“Libatkan semua ormawa kemahasiswaan termasuk dalam sosialisasi supaya presentase jumlah pemilih itu meningkat dari tahun ke tahun, para calon juga tidak bisa dipisahkan dengan ormawa. Bagaimana pun syaratnya mereka punya pengalaman organisasi”, jelas mantan ketua sema itu.

Menanggapi hal itu salahsatu perwakilan ormawa turut menilai pemira sebelumnya masih terdapat banyak kekurangan, ia berharap pihak SEMA bisa mengkaji kembali terkait rencana pemira virtual tersebut.

“Kalau mau berkaca pemira sebelumnya, offline aja banyak kendala. Tarolah misalnya tahun ini kita memilihnya pakai google form, kan bisa saja itu si pemilih cuman nitip nim atau prodi saja ke temannya, para mahasiswa juga bakal tidak tahu kapasitas si calon”, ujar salah satu organisatoris kampus itu.#humasiainsmd

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»