Hakim merasa bahwa dengan mengikuti kegiatan perlombaan seperti itu semangatnya semakin terpacu untuk terus belajar dan mendalaminya.
“Saya senang sekali dan bersyukur karena dengan diadakannya perlombaan seperti ini, kita semua dapat kembali mengasah dan mengamalkan ilmu-ilmu yang kita dapat.”
Kitab Kuning ini dipelajari oleh Hakim sejak ia lulus Sekolah Dasar hingga berkuliah di UINSI Samarinda. Sebelum menginjak bangku perkuliahan, Hakim juga sempat mengenyam pendidikan beberapa tahun di Tarim, Hadramaut.
“Saya berharap, mahasiswa UINSI juga semakin banyak yang belajar dan menguasai Kitab Kuning atau kitab-kitab klasik lainnya. Dalam kitab-kitab itu juga banyak yang dapat dipelajari tentang agama, mulai dari Al-Qur’an dan tafsirnya, pembahasan bahasa Arab, pembagian ushul fiqh, dan fiqh dalam masalah muamala sampai siyasah/politik.” (humas/rh).