Wujudkan Karakter Generasi Muda Cinta Tanah Air, Mahasiswa Prodi PAI Pascasarjana Beri Materi Bela Negara

Berita1,095 views
SAMARINDA, UINSI NEWS,- Mahasiswa Pascasarjana Prodi PAI UINSI Samarinda lakukan kunjungan ke Yayasan Kampus Melati Samarinda dalam rangka memberikan pembekalan terkait bela negara dengan tema “Bela NKRI Generasi X, Y, dan Z Milenial Serta Menangkal Faham Radikalisme”, Sabtu (28/5) lalu.

Kegiatan yang diinisiasi oleh PAI 3 Pascasarjana UINSI Samarinda ini bertujuan untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada siswa dan siswi para generasi muda, khususnya yang berada di SMP Plus Melati Samarinda.

Materi pembekalan pada pagi hari itu disampaikan oleh Syahril, S.Pd.I., dan Roina Barokatin, S.E. yang merupakan mahasiswa Prodi PAI Pascasarjana UINSI Samarinda.

Pada kesempatan tersebut, Syahril membahas lebih dalam tentang radikalisme.

Dilansir dari KBBI, Radikalisme adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau ekstrem.

Mudahnya akses masyarakat terhadap pemberitaan dan tayangan-tayangan yang mengandung unsur radikal menjadi salah satu alasan pentingnya memberikan arahan kepada generasi muda Indonesia untuk bisa mengenali dan menangkal faham-faham radikalisme tersebut.

Lebih lanjut, Syahril ingatkan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bangsa, ras, dan agama.

“Dalam negara Indonesia tentunya kita akan di suguhkan dengan berbagai macam kebudayaan, adat, agama, suku, dan lainnya namun itu tidak menjadi penghalang agar kita tetap bersatu. Sesuai dengan semboyan kita yaitu berbeda-beda tapi tetap satu jua,” ucapnya.

“Oleh karena itu, jauhilah tindakan dan faham-faham radikalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,” tambahnya.

Roina Barakatin kemudian memberikan materi selanjutnya tentang pengaruh teknologi yang dikhawatirkan bisa mengikis rasa cinta pada NKRI.

Cinta NKRI merupakan akar untuk menangkal faham-faham radikalismes. Namun, Roina sebut rasa cinta tanah air dari generasi muda Indonesia terancam menipis akibat kuatnya pengaruh teknologi, termasuk bermunculannya game-game online yang saat ini sangat diminati anak muda.

“Untuk menunjukan rasa cinta kepada NKRI, dahulu para pejuang rela mengorbankan harta hingga nyawa untuk melawan penjajah. Namun, kita perlu pahami bahwa saat ini musuh yang mengancam NKRI kita bukan penjajah yang bisa kita lawan dengan bambu runcing,” ucapnya.

“Musuh kita saat ini menggunakan teknologi, menggunakan film, musik, hingga game online untuk menggoyahkan ideologi dan rasa kecintaan kita kepada tanah air. Siapa sasarannya? Sasaran utamanya adalah para generasi muda Indonesia,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Roina juga tegaskan pentingnya membangun karakter siswa-siswi untuk mencintai NKRI dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila ditengah gempuran teknologi saat ini.

Hal serupa juga di kemukakan oleh dosen sekaligus Ketua Jurusan PAI Pascasarjana UINSI Samarinda, Dr. H. Fathul Jannah, M. SI. Menurutnya, mencintai dan membela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara itu sendiri. Namun, perkembangan zaman menyebabkan adanya perbedaan tantangan dan perbedaan cara dalam melakukan bela negara tersebut.

“Membela negara adalah kewajiban setiap warga negara. Kita sebagai warga negara Indonesia, wajib mematuhi Undang-Undang Dasar, mengaktualisasikan Pancasila, dan mencintai NKRI. Namun, tentunya dalam membela negara itu memiliki banyak cara,” ucapnya.

“Saat ini kita harus bisa bersaing dalam bidang teknologi, dalam bidang pendidikan, dan dalam bidang-bidang lain. Jangan sampai kita hanya menjadi pengikut dan penonton. Seperti kita yang berada di bidang pendidikan, juga adik-adik SMP Plus Melati, mencintai NKRI dan membela Indonesia bisa dilakukan dengan menuntut ilmu,” tutupnya.

(Humas, ns)