UINSI Responsif Gender, Global Affairs Canada Dukung 8 PTKI

AKADEMIA751 views
SAMARINDA, UINSI NEWS,- Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda bersama 7 Pusat Studi Gender dan Anak dari 7 Perguruan Tinggi terlibat dalam penyusunan dokumen operasional Perguruan Tinggi Responsif Gender pada kegiatan Workshop Operasionalisasi Indikator Perguruan Tinggi Responsif Gender di PSGA UIN Walisongo.

Operasionalisasi ini didampingi oleh Yayasan Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB) dengan dukungan Global Affairs Canada. Perguruan Tinggi yang terlibat dalam penyusunan dokumen adalah 7 PTKI Negeri dan 1 PT Swasta, yakni UIN Walisongo Semarang, UIN Raden Mas Said Surakarta, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, IAIN Metro, IAIN Ponorogo, dan UNISNU Jepara.

Tim Leader dalam kegiatan ini adalah Dr. Mufliha Wijayati, M.SI. (IAIN Metro). Dalam penyusunan dokumen Tim PTRG bersinergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan dengan Kementerian Agama.

Ada sembilan Indikator Perguruan Tinggi Responsif Gender oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yakni Kelembagaan, Profil Gender, Pengarusutamaan Gender, Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Publikasi, Pengabdian kepada Masyarakat, Tata Kelola Perguruan Tinggi, Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender, dan Zero Tolerance.

Di Ajeng Laily, M.Si. sebagai perwakilan dari UINSI Samarinda untuk terlibat dalam Tim Penyusun Dokumen Operasionalisasi. Dokumen tersebut kemudian diserahkan oleh Global Affairs Canada kepada Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. dalam Workshop Finalisasi & Konsolidasi Draft Naskah Operasionalisasi Indikator Perguruan Tinggi Responsif Gender yang diselenggarakan oleh Rumah KitaB, We Lead (Women’s Voice and Leadership), Hivos Shoutheast Asia, JASS (Just Associates) di Orio Hotel Jakarta pada tanggal 6-8 Juni 2022.

“Responsif gender itu terbukanya peluang yang sama tidak hanya untuk laki-laki tetapi juga perempuan dengan memerhatikan unsur APKM (akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat),” tutur Di Ajeng.

Finalisasi ini belum menjadi akhir dari rangkaian upaya responsif gender dan terus berlanjut hingga berada pada tahap diseminasi. Dokumen Perguruan Tinggi Responsif Gender ini kedepannya menjadi rujukan implementasi yang akan menciptakan suasana akademik aman dan nyaman bagi seluruh warga kampus.

“Menjadi Perguruan Tinggi yang responsif gender butuh waktu yang tidak sebentar, tahapan yang pertama adalah dengan mengikuti sembilan indikator yang ada. Dengan kerjasama bersama dengan para pimpinan dan sivitas akademika, saya yakin UINSI Samarinda bisa menjadi Perguruan Tinggi yang responsif gender,” ungkapnya.

Informasi dari tim terkait, dokumen Optimalisasi Perguruan Tinggi Responsif Gender akan segera didistribusikan pada bulan Agustus 2022. (humas/rh).