Menyambut tamu, UIN Antasari mempersembahkan Tari Radap Rahayu sebagai ungkapan selamat datang kepada tamu undangan dan peserta BUAF Ke-6 Tahun 2022.
“Pasca dilandanya Covid-19, bukanlah pengahalang bagi kami dan 4 PTKI Borneo untuk menyelenggarakan BUAF untuk mahasiswa agar bisa berkarya dan membuktikan bahwa krisis saat ini justru menjadi kesempatan bagi mahasiswa meneliti dan membuat karya ilmiah tentang seputar krisis yang dialami.” tutur Wakil Rektor III UIN Antasari Dr. Irfan, M.Hum.
Dilansir dari uin-antasari.ac.id, artikel yang masuk ke panitia sejumlah 102 artikel. Sebanyak 79 artikel dinyatakan lulus dan layak dipresentasikan, sedangkan 23 artikel lainnya terpaksa ditolak karena belum memenuhi kriteria, seperti plagiarime, tidak menunjukan novelty, dan tidak original.
“Sebagai mahasiswa perlu berfikir ilmiah (Kritis) karena saat ini kita berada di era tsunami informasi. Jika orang lain ingin menjadi politik, maka kita (Mahasiswa) harus menjadi Akademisi.” ungkap Prof. Mujiburrahman, Rektor UIN Antasari.
“Dalam menulis sebuah artikel, yang dibutuhkan bukanlah sekedar memahami isu yang hendak kita tulis, tetapi juga butuh fashion dalam tulisan kita. Kita terkadang juga perlu keluar dari diri kita untuk mencari bagaimana jati diri kita sebenarnya.”
Wakil Rektor III UINSI Samarinda Dr. M. Abzar sampaikan rasa syukurnya karena tahun ini mahasiswa UINSI bisa kembali terlibat dalam forum ilmiah BUAF.
“Alhamdulillah, 26 mahasiswa kita bisa kembali ikut BUAF. Ini BUAF Ke-6 dan benar-benar pasca pandemi, babak baru bagi kita untuk meningkatkan spirit ilmiah.” tuturnya. (humas/rh).
